Kelompok 7 C:
1. Muhammad Arief Purnomo
2. Nazwa Laura Silvana
3. Okta Trivia Samosir
4. Muhamad Syahrul Gunawan
Judul Jurnal : "Optimasi Proses Distribusi Sayuran Segar dengan Pendekatan Lean Distribution pada PT. Bimandiri Agro Sedaya"
Nama Jurnal : Jurnal Manajemen Logistik dan Transportasi
Volume dan Halaman : Volume 5 Nomor 2, Halaman 99-109
Tahun : November 2019
Penulis : Afferdhy Ariffien, Irayanti Adriant, Yolanda Br Sinuhaji
PT. Bimandiri Agro merupakan distributor sayuran. PT. Bimandiri Agro Sedaya harus tepat waktu dalam pengiriman sayuran ke customer (supermarket). Namun, seringkali target pengiriman tidak sesuai waktu yang ditentukan sehingga menyebabkan keterlambatan pengiriman. Keterlambatan pengiriman, kesalahan spesifikasi, kesalahan pengiriman, dan faktor lainnya dapat menyebabkan penolakan sayuran oleh customer. Kesalahan dalam pengiriman disebabkan oleh aktivitas tidak memberikan nilai tambah. Total waktu yang diperlukan untuk distribusi adalah 61. Pemborosan dalam distribusi: waiting, processing, motion tak perlu, dan koreksi kesalahan. Keempat kategori waste akan dianalisis menggunakan metode 5-whys. Perbaikan dilakukan melalui penerapan 5S dan perubahan rute pengiriman. Dengan memangkas proses yang tidak perlu pada pengiriman dan merubah rute, waktu yang dihemat adalah 4. 874 detik (1,35 jam) dan jarak tempuh yang dihemat adalah 10,95 km. Berdsrkn future state value stream mapping, total waktu distribusi adalah 48.141 detik. Perbedaan waktu dengan current state value stream mapping adalah 13. Teks ini dapat disingkat menjadi 105 detik atau 3,64 jam, setara dengan 21,40%.
LATAR BELAKANG
Distribusi adalah pergerakan barang dan jasa dari pemasok ke konsumen melalui saluran distribusi. Kegiatan ini menciptakan nilai tambah melalui pengiriman barang ke konsumen tepat waktu, penggunaan alat, dan penghematan biaya. Sejauh ini kebutuhan sayuran di pasar modern tidak dapat dipenuhi oleh petani secara individu. Mendorong timbulnya perusahaan distributor sayuran, salah satunya PT. Bimandiri Agro Sedaya di Bandung, Jawa Barat, mendistribusikan produk sesuai permintaan dari supermarket. Sebagai distributor sayuran, kemampuan mengirimkan sayuran kepada pelanggan dengan tepat waktu, jumlah tepat, dan kondisi baik menentukan kekompetitifan di pasar dan kepuasan konsumen. PT. Bimandiri memegang prinsip 4K, yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan komitmen, namun seringkali sayuran yang dikirim tidak tepat waktu sesuai keinginan pelanggan (supermarket). Mengingat sayuran mudah rusak, penanganan dan waktu pengiriman ke Bandung adalah pukul 24. Proses pembagian untuk supermarket di Bandung dimulai pada pukul 21:00 WIB setelah penanganan terhadap sayuran yang akan dikirim ke luar Kota Bandung. Keterlambatan pengiriman terjadi karena pemborosan dalam distribusi, membuat waktu tunggu menjadi panjang. Menurut Zulfikarijiah (2005), waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengirim produk ke tangan pelanggan. Waktu yang diperlukan untuk memproses sayuran yang sudah dikemas sampai ke pengiriman kepada customer disebut lead time. Pemborosan dalam distribusi terdiri dari 7 kategori: pase yang lebih cepat daripada yang diperlukan, menunggu, pengiriman, pemrosesan, stok berlebih, gerakan yang tidak perlu, dan koreksi kesalahan. Beberapa aktivitas yang tidak memberi nilai tambah (waste) adalah:
1. Bolak-balik mengangkat sayur yang sudah dikemas ke gudang pembagian karena keterbatasan alat pengangkut.
2. Pengecekan sayuran dan kemasannya yang dilakukan secara berulang.
3. Menunggu file order dari bagian marketing yang memakan waktu lama.
4. Pembuatan dokumen pengiriman yang memakan waktu lama karena menggunakan mesin cetak yang kurang memadai.
5. Proses selama pengiriman yang menyebabkan delay karena membeli rokok, minuman, dan isi bensin yang seharusnya bisa dilakukan sebelum pengiriman.
6. Belum adanya penentuan rute yang optimal sehingga supir bolak-balik dalam mengirimkan sayuran.
7. Penundaan pekerjaan oleh karyawan sehingga pekerjaan menumpuk.
Semakin banyak aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam proses distribusi, maka waktu tunggu (lead time) akan semakin panjang dan pengiriman tidak akan tepat waktu. Keterlambatan, kesalahan spesifikasi, dan kesalahan pengiriman akan menyebabkan penolakan sayuran oleh customer, merugikan perusahaan.
METODOLOGI
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh melalui observasi lapangan di PT. Bimandiri Agro Sedaya mempersingkat teks berikut: "Bimandiri Agro Sedaya melakukan analisis kegiatan-kegiatan tidak bernilai tambah pada proses distribusi melalui pemetaan data pengiriman, data keterlambatan pengiriman, dan pemetaan proses delivery saat ini." Hasil data akan dianalisis dengan metode Borda dan pemilihan mapping tools. Akar penyebab waste akan dianalisis dengan Teknik Root Cause Analysis (5-whys). Langkah terakhir: membuat usulan perbaikan untuk meminimasi waste.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan setelah dilakukan penelitian yaitu:
1. Pembuatan Current State Value Stream Mapping(VSM)
Value Stream Mapping (VSM) mencakup data waktu proses, jumlah operator, dan waktu antaraktivitas. VSM dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dan pengukuran waktu aktivitas lapangan.
2. Gambaran Umum Pemborosan
Pengidentifikasian dilakukan dengan mengacu pada empat jenis pemborosan dalam bidang distribusi yaitu waiting, processing, unnecessary motion, dan correction of mistake.
3. Pembobotan Waste dengan metode Borda.
4. Penentuan jenis mapping tools
5. Root Cause Analysis(RCA)
Root cause analysis dilakukan untuk mencari akar penyebab masalah. Berdasarkan identifikasi pemborosan yang telah dilakukan yaitu terdapat empat pemborosan (waste) yaitu waiting, processing, unnecessary motion dan correction of mistake. Maka pada tahap ini akan dilakukan analisis untuk mencari akar penyebab dari setiap pemborosan
6. Penerapan 5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah: waste yang terjadi pada proses delivery adalah Waiting, Processing, Unnecessary motion, dan Correction of mistake. Pemborosan processing (0,383), pemborosan waiting (0,238), correction of mistake (0,217), dan pemborosan unnecessary motion (0,117) memiliki bobot masing-masing. Diperbaiki dengan 5S dan merubah rute pengiriman. Perbedaan waktu proses awal dengan usulan adalah 13. Pengiriman teks ini hanya butuh 105 detik dengan pemangkasan dan perubahan rute pengiriman.