(Virgil Abloh menandatangani hasil kolaborasi antara Nike dan Off-White) |
Fashion Industry selalu berkembang
pesat setiap tahunnya. Jika melihat 1 dekade kebelekang ada banyak trend
yang selalu berubah dalam bidang fashion ini. Salah satunya adalah era tahun
2015-2019 dimana banyak brand streetwear yang sering dikategorikan dalam
dengan gaya hypebeast merajai era ini. Ada banyak brand saling berkompetisi
untuk menjadi yang terbaik, sebut saja Nike, Adidas, A Bathing Ape (Bape), Supreme,
Off-White, dan masih banyak lagi. Namun, dari sekian banyak nama di lingkup
kompetisi yang sama, ada satu nama yang paling mencuat dan banyak memberikan
influensi kepada merk lain, yaitu Off-White.
Didirikan oleh mendiang jenius yang bernama Virgil Abloh, Off-White
adalah luxury brand asal Milan, Italia yang fokus pada bidang
pengembangan dalam bidang fashion serta mengedepankan konsep unik pada setiap
desainnya. Terkenal akan desain nya seperti tanda panah, garis diagonal dan
quotasi pada tulisannya, brand ini muncul pertama kali pada tahun 2012 dengan
nama “Pyrex Vision” sebelum akhirnya berganti
nama di tahun 2013 menjadi seperti sekarang. Konsep unik yang tertuang dalam
visi pendiri merek ini adalah bagaimana menyatukan arsitektur, emosi, musik,
seni, kemewahan, dan streetwear menjadi satu desain yang dapat dipakai
sebagaimana brand lain oleh semua orang. Dalam satu sesi wawancara
Virgil Abloh pernah menuturkan bahwa salah satu mimpi besar yang ingin diraih
adalah bagaimana agar fashion streetwear bisa masuk ke dalam acara
ekslusif berkarpet merah. Tidak lupa juga untuk mempertegas pesan yang ingin
disampaikan, tertempel label yang selalu tertempel di semua macam produk dari Off-White
yaitu, “Established in 2013, Off-White™ is defining the grey area
between black and white as a color.” Tulisan ini melambangkan rasa klasik dari
brand ini yang selalu mengarah ke hal bermanfaat yang mensifati dalam diri generasi
muda.
Dengan desain yang sangat nyentrik, terutama garis diagonal dan
banyaknya quotasi yang dipakai pada setiap desainnya, selain memberikan kesan
ekslusif juga memberi aksen estetik serta orisinil yang menyelimuti brand
ini. Abloh menggunakan desain seperti ini untuk memberikan suatu penegasan
bahwa ini adalah suatu brand yang mempunyai arti lugas serta untuk memberikan
sebuah ruang pada otak manusia ketika melihat hasil karyanya langsung mengetahui
brand apa itu, tentu saja hal ini mengakibatkan harga dari Off-White
menjadi sangat tinggi, ditambah lagi didukung dengan kualitas bahan yang tentunya
berada dalam level yang juga ekslusif. Berbicara hal ekslusif, Abloh sendiri
mempunyai cara untuk meningkatkan itu. Mengetahui kalua banyak hype disekitar
nama Off-White, alih-alih memproduksi banyak baju sekaligus, Abloh lebih
memilih untuk memproduksinya dalam kuantitas yang rendah dibawah demand agar
tercipta suatu kondisi dimana supply lebih sedikit daripada demand
yang otomatis menyebabkan harga melambung tinggi. Desain nya pun berbeda setiap
Season. Di dalam season terbaru nya per Desember 2023, Off-White
mengusung tema “Office” isinya adalah berbagai macam office wear mulai
dari jas hingga sepatu bahkan sampai tas pun ada. Namun, lagi-lagi tidak lupa
dengan aspek “generasi muda” serta tidak memberikan kesan kaku yang cocok dalam
kondisi lingkungan apapun (kecuali salju ya).
Virgil Abloh juga tidak sungkan untuk berkobalorasi dengan merek lain, seperti bersama Nike dengan proyek yang dinamakan “The Ten” menghasilkan banyak sekali barang ekslusif lengkap dari atas kepala hingga ujung kaki. Di samping itu, tidak hanya berkecimpung dalam bidang fashion, Off-White juga pernah berkolaborasi dengan merek furniture terkenal asal swedia, IKEA. Dari kolaborasi ini Virgil menghasilkan banyak sekali barang-barang rumah tangga yang di beri sentuhan menjadi sangat unik. Harga-harganya pun sangat “unik” juga berjarak dari 20 USD untuk sebuah tas kecil hingga 500USD untuk sebuah karpet, perlu diingat harga itu merupakan harga retail (harga toko), sampai hari ini harga resell (Jual ulang) mencapai 3,000USD untuk sebuah karpet, WOW!. Desain-desain dari kolaborasi ini dapat dilihat dari gambar dibawah.
Cara Virgil Abloh membuat suatu Luxury Brand dalam waktu
yang sangat singkat (9 tahun saja) memang pantut diacungi jempol, ia memakai
cara yang jarang dipakai oleh merek-merek lain untuk menggapai audiens yang
ditarget. Titik tertinggi dari brand ini adalah mendapatkan tempat di salah
satu museum dengan pengunjung tertinggi yaitu di Museum Seni Kontemporer Chicago,
mempresentasikan hasil kerja dari pendiri brand ini dari tahun ke tahun.
Setelah Virgil Abloh meninggal pada tahun 2021, mayoritas pemegang saham brand
ini kembali ke tangan LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton) sebanyak 60%,
tempat awal Virgil meniti karir dalam bidang fashion ini. Dari Off-White
ini juga lah yang menginisiasi banyak penggunaan kata-kata di fashion-fashion
terkini, penggunaan kesan artistik, seperti hand drawing, lukisan, dan lain
lain. Merek ternama yang notabene kompetitor dari Off-White juga mulai
menambahkan koleksi Luxury Streetwear yang bisa dipakai dalam acara formal
maupun non formal serta penambahan nilai-nilai sosial dalam kampanye brand
tersebut.
Mengiris Logistik
Off-White tergabung dalam grup LVMH (Moët
Hennessy Louis Vuitton) yang memungkinkan mereka untuk mengelola Supply Chain
menjadi mudah serta menghemat beberapa biaya produksi. Apalagi HQ mereka yang
berada dalam lingkup negara yang sama yaitu Italia. Mereka sendiri juga sudah
bekerja sama dengan beberapa merek kargo terkenal seperti DHL, Fedex
atau UPS.
About Me: https://s.id/Ahreiy
Sumber :
https://www.off---white.com/en-us/customer-service-feed/shipping-and-returns
https://www.off---white.com/en-us/collections-editorial/virgil-is-here
https://www.off---white.com/en-us/collections-editorial/brand-vision
https://web.pdx.edu/~allstott/hypebeasthistory/offwhite.html