Penulis : Humaira Nur Luthfiyah - 1LA - 182230010
Fast fashion merupakan istilah yang sering digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang sering berganti dengan kurun waktu yang sangat singkat untuk mengikuti sebuah tren. Produksi industri fast fashion didasari dari gaya yang ditampilkan pada acara peragaan busana atau yang digunakan oleh selebriti. Fast fashion ini merupakan konsep bisnis dengan pertumbuhannya sangat pesat. Fast fashion menggunakan harga produksi murah dan kualitas bahan yang kurang baik.
Pesatnya pertumbuhan fast fashion telah membawa dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan rantai pasok. Industri fast fashion, yang bernilai $1,2 triliun secara global, didorong oleh keinginan akan tren baru dan pakaian yang terjangkau. Namun, pertumbuhan ini harus dibayar mahal, terutama dalam hal dampaknya terhadap lingkungan dan rantai pasok.
Industri fast fashion bertanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon dioksida dan penggunaan air. Rantai pasoknya juga kurang efisien, dengan adanya pemborosan di setiap tahap proses produksi barang. Permintaan industri akan waktu tunggu yang cepat dan pengiriman yang tepat waktu menciptakan tantangan bagi industri logistik, yang menyebabkan kelebihan penimbunan dan ketidakpastian pasar. Peralihan dari mode cepat ke mode berkelanjutan kemungkinan besar akan berdampak positif pada industri logistik dan jumlah polusi yang dihasilkan (Cachon and Swinney, 2011).
Dengan pertumbuhan pesat industri fast fashion dan permintaan akan tren baru telah menimbulkan tantangan lingkungan dan rantai pasokan yang signifikan. Ketergantungan industri pada transportasi dan proses rantai pasokan yang kurang efisien telah berkontribusi terhadap tingginya tingkat limbah, polusi, dan emisi karbon. Seiring dengan pertumbuhan industri fast fashion, penting untuk memikirkan kembali strategi manajemen rantai pasoknya dan beralih ke model yang lebih berkelanjutan dan lebih efisien untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan industri logistik.
Industri fast fashion memiliki dampak terhadap lingkungan yang signifikan, yaitu dalam hal emisi karbon dan penggunaan air. Diperkirakan industri fast fashion bertanggung jawab atas 10% emisi karbon dioksida global. Produksi barang membutuhkan bahan mentah dalam jumlah yang cukup besar dapat menghasilkan sejumlah besar limbah dan polusi terhadap udara, air, dan habitat satwa liar. Selain itu, industri ini merupakan konsumen besar dan pencemar air bersih, menggunakan sekitar 93 miliar meter kubik air per tahun, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.
Sehingga dalam industri fast fashion, manajemen rantai pasok sangat penting. Perusahaan fast fashion harus memastikan bahwa perusahaan memiliki rantai pasok yang kuat dan terintegrasi dengan baik. Sehingga perusahaan memerlukan kegiatan mengkoordinasi produksi, distribusi, dan penyimpanan produk dengan cara yang efesien. Dalam logistik melibatkan perencanaan pengiriman, pengelolaan persediaan, dan proses pesanan konsumen dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi.
Dalam industri fast fashion, produk yang dihasilkan memiliki siklus hidup yang sangat pendek, sehingga perusahaan harus mampu mempercepat proses produksi barang dan pengiriman untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah. Perusahaan fast fashion dapat melakukan pengoptimalan penggunaan transportasi dengan menggunakan berbagai jaringan distribusi yang tersebar luas dan menggunakan moda transportasi yang efesien seperti pesawat, kapal, kereta, dan truk. Dengan melakukan hal tersebut, Perusahaan fast fashion dapat memperpendek waktu pengiriman dan menghindari terjadinya keterlambatan pengiriman.
Oleh karena itu, transportasi dalam industri fast fashion sangat penting karena dengan transportasi yang efesien dapat memastikan produk sampai kepada konsumen dengan waktu yang cepat dan produk dalam kondisi yang baik. Transportasi juga memiliki peran untuk memastikan rantai pasok berjalan dengan optimal. Bahan baku dan komponen produk dari industri fast fashion biasanya memiliki berbagai jaringan yang luas dengan toko-toko ritel yang tersebar diberbagai negara dan kota sehingga perusahaan harus memastikan adanya ketersediaan transportasi yang bagus untuk mengimpor bahan baku dan komponen dari pemasok di berbagai tempat. Pelaksanaan transportasi tersebut akan menjadikan pengiriman yang efesien dan dapat diandalkan untuk memastikan ketersediaan produk.
Selain hal itu, teknologi juga penting untuk mengoptimalkan logistik dan transportasi dalam industri fast fashion. Dengan sistem manajemen rantai pasok yang canggih dalam mengendalikan dan memonitor aliran produk dengan cara yang lebih efesien. Manajemen rantai pasok harus memperhitungkan faktor kelanjutan dalam pengelolaan logistik dan transportasi untuk mengurangi dampak lingkungan, perusahaan fast fashion dapat mempertimbangkan penggunan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat mengoptimalkan rute pengiriman untuk mengurangi emisi karbon.
Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya industri fast fashion terhadap lingkungan dapat menimbulkan tingginya tingkat limbah, polusi, dan emisi karbon. Sehingga dengan pertumbuhan industri ini, perusahaan fast fashion dapat memikirkan kembali untuk melakukan manajemen rantai pasok dengan cara yang efesien dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan industri logistik. Dengan begitu, industri fast fashion dapat memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan dan industri logistik.