Dalam Arus Musik dan Logistik: Kisah Perjalanan Grup Band Wave to Earth
Seperti yang diketahui bahwa pada saat ini, Kpop menjadi salah satu industri musik yang banyak digemari di kalangan masyarakat, dimana genre musik yang berasal dari negeri ginseng ini berkembang pesat dan meluas secara global, akan tetapi grup Kpop memiliki nasib yang berbeda-beda.
Terutama pada band Korea yang memang belum begitu digemari oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Berbicara mengenai band Korea sendiri, sudah pasti yang muncul di pikiran para penggemar adalah Day6, Xdinary Heroes, dan The Rose yang booming setelah comeback nya pada tahun 2022 lalu. Akan tetapi ada satu lagi band asal Korea Selatan yang sedang booming di tahun 2023 ini yaitu ‘Wave to Earth”.
Wave To Earth merupakan band rock indie asal Korea Selatan yang dibentuk pada tahun 2019 yang memiliki tiga anggota inti terdiri dari Kim Daniel sebagai vokalis dan gitaris, Shin Donggyu atau yang lebih dikenal dengan nama Dong Q sebagai drummer, dan Cha Soonjong atau yang lebih akrab dipanggil John Cha yang merupakan seorang bassis. Adapun dalam Wave to Earth juga terdapat musisi sesi yang terkadang membantu meningkatkan penampilan band ini seperti Jo Jung Geun yang merupakan keyboardis, Jeon Min sebagai saksofonis, dan Hong Seung Gi yang menyumbangkan karya seni untuk dunia kreatif mereka.
Wave To Earth dibentuk ketika sang drummer dan vokalis nya berada di sekolah menengah, mereka berkata bahwa tujuan membentuk sebuah band ialah dengan ambisi “menunjukan musik yang membuat gelombang baru”. Mereka pertama kali debut ditahun 2019 dengan single berjudul ‘Wave’, lalu ditahun 2020 merilis dua EP: Wave 0.01 dan Summer Flows 0.02. Kemudian pada tahun 2021 mereka menandatangani kontrak dengan Wavy yang merupakan sebuah label dimana Colde merupakan pemiliknya.
Meskipun band rock asal Korea Selatan ini berbasis di Seoul, namun sebagian besar lagu mereka berbahasa Inggris. Sejak awal debut nya, mereka terlibat langsung dalam menulis, merekam, mencampuri, dan menguasai lagu mereka. Selain itu, mereka juga terlibat langsung dengan penata artis dari art album dan video sampai fashion nya. Identitas band mereka berakar pada kemampuan sonik yang manfaatkan nada jazz dan lo-fi yang menciptakan suara yang unik bagi mereka pada akhirnya.
Pada tanggal 20 April 2023 ini mereka merilis album studio pertama mereka dengan album berisikan 14 lagu yang berpusat pada cinta, dimana untuk benar-benar mencakup perasaan ini para anggota membutuhkan waktu dua tahun untuk mempersiapkannya. Lagu-lagu yang mereka ciptakan memiliki melodi yang sendu atau melankolis yang tentunya dapat membuat pendengar merasa terhubung dengan lagu yang didengarkan dan mungkin merasakan atau telah mengalami emosi serupa dalam kehidupan pendengar sehingga lagu-lagu yang diciptakan tersebut banyak digemari. Adapun hubungan Wave to Eart dengan penggemarnya terbilang cukup unik, karena mereka akrab dipanggil “Plankton”. Nama fandom yang cukup unik ini terinspirasi dari lirik lagu mereka yang berjudul surf, yang mana ungkapan “Surf like plankton” bergema.
Lantas bagaimana keterkaitan Wave to Earth dalam arus logistik? Pertama mari kita bahas dari tuor concert Internasional yang mana di tahun 2023 ini, Wave to Earth mulai melakukan sebuah langkah yang luar bias. Wave to Earth mengumumkan tour pertamanya di Amerika Utara pada bulan Mei 2023. Pengumuman ini menunjukan banyak hal mengenai pertumbuhan kehadiran internasional mereka dan sambutan antusias terhadap musik mereka yang mana tiket yang mereka jual untuk tour pertamanya di Amerika utara sould out, bahkan di tahun 2024 mendatang mereka mengadakan concert yang bertajuk "Wave to Earth: The First Era Concert" yang akan digelar pada bulan Maret sudah sould out di beberapa negara seperti Malaysia dan Filipina.
Hal ini tentu saja tidak lepas dari peran logistik mulai dari pembuatan dan pencetakan, penjualan, pengelolaan stok, pengiriman, dan keamanan tiket. Serta adanya manajemen logistik yang baik juga diperlukan dalam mengelola perjalanan grup, transportasi peralatan panggung, dan kebutuhan logistik lainnya selama tour agar tour berjalan dengan baik dan lancar.
Selain itu, dalam proses pembuatan album fisik, termasuk cetak, kemasan, dan distribusi, melibatkan rantai pasokan dan logistik yang rumit. Memastikan album tersedia di berbagai toko dan dapat diakses oleh penggemar memerlukan manajemen logistik yang baik. Lalu dalam pembuatan musik video juga melibatkan berbagai aspek produksi seperti pemilihan lokasi, peralatan, dan tim produksi. Koordinasi logistik diperlukan untuk memastikan semua elemen ini dapat diatur dan dilaksanakan sesuai jadwal.
Adapun dalam menjaga jadwal grup yang padat tentunya melibatkan perencanaan logistik yang cermat. Ini mencakup perjalanan antarnegara, penjadwalan wawancara, dan partisipasi dalam acara dan promosi. Serta logistik juga diperlukan dalam manajemen sehari-hari grup, termasuk koordinasi perjalanan, akomodasi, dan kebutuhan lainnya untuk anggota grup.
Perjalanan Wave to Earth merupakan bukti komitmen mereka terhadap inovasi musik dan evolusi kreatif. Dengan perpaduan pengaruh yang unik, kolaborasi yang beragam, dan aspirasi global, band ini terus menciptakan pengaruh di industri musik yang memikat pendengar di seluruh dunia. Dengan pertumbuhan popularitas Wave to Earth di tingkat global, manajemen logistik yang efisien menjadi semakin penting dalam mendukung kesuksesan Wave to Earth dalam industri musik ini.
Refrensi
Anatasia Anjani. 2023. Profil Wave to Earth, Band Indie Korea yang Lagi Booming!. diambil dari https://sediksi.com/profil-wave-to-earth/
Haechan. 2023. Introducing Wave To Earth: A Band That Deserves All Your Attention And More. Diambil dari https://www.kpopmap.com/introducing-wave-to-earth-a-band-that-deserves-all-your-attention-and-more/
Wikipedia. 2023. Wave to Earth. Diambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Wave_to_Earth